Alisa Youtap
Typically replies in a few hours
Alisa Youtap
Halo! Ada yang bisa Alisa bantu?
Start Whatsapp Chat

5 Tantangan Bisnis Keluarga yang Paling Sering Terjadi, Apa Saja?

Oleh
AriantiK
July 22, 2025
Share this:

Semua jenis bisnis pasti memiliki tantangannya masing-masing, begitu juga dengan bisnis keluarga. Menjalani bisnis dengan keluarga bukan berarti kamu tidak akan menghadapi tantangan apapun, pasalnya bisa saja terjadi perbedaan pendapat, adanya masalah keuangan, dan pembagian hasil.  

Apabila menjalankan bisnis bersama keluarga, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa rintangan yang mungkin terjadi sehingga mampu mempersiapkan atau menghadapinya dengan baik. Berikut ini beberapa tantangan bisnis keluarga yang sering terjadi.

Tantangan Bisnis Keluarga

1. Budaya dan Struktur Informal Saat Menjalankan Bisnis

stuktur bisnis
Ilustrasi struktur dalam bisnis. Gambar: freepik.com/jannoon028

Sebagian pelaku bisnis mungkin berpikir memiliki budaya santai adalah hal positif. Namun, perlu disadari bahwa menjalani struktur dan budaya yang terlalu informal saat menjalankan bisnis keluarga justru akan menimbulkan kurangnya dokumentasi, lemahnya kebijakan, dan kurang spesifiknya strategi serta tujuan. 

Solusi Tantangan 1 : 

  • Terapkan struktur formal: Seringkali banyak bisnis keluarga memiliki kultur dan budaya budaya santai dan ini menjadi hal penting untuk memberlakukan struktur organisasi yang jelas, termasuk pembagian tugas dan tanggung jawab.
  • Dokumentasikan kebijakan dan prosedur: Buatlah dokumen resmi yang menjadi mengatur operasional bisnis, termasuk SOP (Standard Operating Procedures) dan kebijakan internal sebagai pedoman untuk seluruh karyawan dalam perusahaan tersebut.
  • Evaluasi dan revisi secara berkala: Lakukan evaluasi rutin terhadap kebijakan dan struktur yang ada untuk memastikan mereka tetap relevan dan efektif. Untuk periode waktu tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan bisnis perusahaan tersebut.

Baca Juga : Lebih Efektif Capai Kesuksesan, Berikut Strategi Pengembangan Bisnis yang Jitu

2. Cenderung Mempekerjakan Orang Terdekat Daripada ahlinya

Dengan budaya informal yang cenderung santai, biasanya tidak mudah untuk menolak permintaan dari anggota keluarga yang ingin bergabung dengan bisnis. Namun, hal ini justru dapat menimbulkan masalah karena mereka tidak memiliki keterampilan dasar dan pengalaman yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.

Solusi Tantangan 2:

  • Evaluasi kebutuhan posisi: Tentukan dahulu kualifikasi dan keahlian yang diperlukan untuk setiap menempati posisi dalam bisnis. Apabila memang diperlukan, berikan training atau kursus untuk menambahkan pengetahuan untuk posisi tersebut dan skill baru sehingga kinerja karyawan tersebut lebih maksimal dan ikut andil dalam kemajuan perusahaan
  • Rekrut secara objektif: Jika memang ada salah satu anggota keluarga yang memenuhi kualifikasi, tentu dapat menjadi bahan pertimbangkan untuk menempati posisi yang dibuka. Namun, jika tidak, cobalah untuk merekrut profesional dari luar keluarga. Pastikan proses rekruitment dilakukan secara fair dan adil..
  • Pelatihan dan pengembangan: Berikan pelatihan yang diperlukan bagi anggota keluarga bahkan dari luar keluarga yang terlibat dalam bisnis untuk memastikan mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan job deskripsinya masing-masing.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Langkah-Langkah Merintis Bisnis Agar Cepat Menghasilkan Banyak Keuntungan!

3. Tidak Memiliki Pandangan Eksternal

Ketika membangun sebuah bisnis, umumnya tidak selalu memiliki pendapat yang sama. Tetapi karena pengalaman pendidikan dan lingkungan kehidupan yang relatif sama, hal ini akan berdampak pada pandangan yang seragam saat menjalankan bisnis keluarga.  

Solusi Tantangan 3:

  • Libatkan konsultan eksternal: gunakan konsultan bisnis dari luar keluarga dengan membawa perspektif baru dan ide-ide segar untuk perkembangan bisnis hingga memberikan solusi terkait masalah yang sedang terjadi.
  • Jaringan dan kolaborasi: mencoba untuk membangun jaringan dengan bisnis lain atau bergabung dengan asosiasi industri atau ikut training bisnis untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman dari luar sehingga bisa diaplikasikan ke dalam bisnis.
  • Diversifikasi tim: mempertimbangkan untuk merekrut individu dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda untuk divisi yang berkaitan dengan perkembangan bisnis untuk lebih memperkaya perspektif dalam pengambilan sebuah keputusan.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mulai Usaha

4. Tidak Memiliki Rencana Jangka Panjang

rencana bisnis keluarga
Ilustrasi membuat rencana bisnis keluarga. Gambar: freepik.com/rawpixel.com

Selanjutnya, cenderung tidak memiliki rencana jangka panjang. Telah disebutkan sebelumnya, ketika menjalani bisnis keluarga biasanya akan memiliki pandangan yang serupa karena beberapa faktor. Namun, hal ini seharusnya dihindari, pastikan kamu memiliki rencana yang akan dilakukan untuk masa depan.

Solusi Tantangan 4:

  • Diskusi bersama melibatkan seluruh divisi: dalam menyusun rencana, tentu dibutuhkan ide-ide cemerlang dan ini harus melibatkan seluruh pihak khususnya C level sebagai pengambil keputusan. Susun rencana bisnis jangka panjang yang mencakup visi, misi, dan tujuan strategis. 
  • Tentukan strategi yang tepat: Tentukan langkah dan strategi yang tepat dengan memperhitungkan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
  • Evalusi berkala: lakukan evaluasi dan sesuaikan rencana secara berkala melihat kondisi yang terjadi sehingga bisnis dapat melakukan adapti untuk menghadapi perubahan pasar dan kondisi bisnis.

Baca Juga: Tips Perencanaan Usaha yang Benar dan Efektif

5. Masalah Keuangan Bisnis Keluarga

Terakhir adalah masalah tentang keuangan. Tidak ada bisnis keluarga yang bisa menjamin tentang cashflow bisnis. Ketika bisnis keluarga mencapai generasi ketiga atau keempat, bisa saja perusahaan kehabisan cash dan pemiliknya harus memikirkan kembali bagaimana cara membiayai bisnis tersebut.

Solusi Tantangan 5: 

  • Adaptasi dengan perkembangan teknologi: bisnis keluarga tentu harus adaptive dengan teknologi , salah satunya adalah dengan menggunakan solusi digital berupa platform teintegrasi dari Youtap, seperti Youtap POS. Sebagai aplikasi kasir, pemilik bisnis keluarga bisa memanfaatkan fitur laporan transaksi dan harian untuk mencatat dan memantau arus kas secara real-time.
  • Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis: Untuk keuangan bisnis menjadi sehat, sudah seharusnya bisnis keluarga juga memiliki keuangan sendiri dengan rekening atas nama bisnis yang bertujuan untuk menghindari kebingungan dan potensi masalah hukum di masa depan.
  • Buat dan rencakan anggaran dan proyeksi keuangan yg realistis: Setiap bisnis juga harus membuat perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan yang realistis untuk melihat keberhasilan bisnis. Lakukan evaluasi keuangan secara rutin untuk melihat perkembangan dan pengambilan keputusan selanjutnya.

Baca Juga: Cara Mengatasi Masalah Keuangan Bisnis yang Tepat

Pada umumnya memutuskan untuk menjalankan bisnis keluarga tidak bisa dikategorikan sebagai urusan yang mudah untuk dilakukan, layaknya membuka bisnis sendiri atau memiliki partner semua harus memiliki visi, misi, komitmen yang sama dan sikap profesional.

Tidak hanya itu, menjalankan bisnis juga membutuhkan tools tambahan untuk membantu dalam operasional bisnis. Diera digitalisasi saat ini, hampir semua bisnis dan transaksi sudah menggunakan platform digital salah satunya adalah Youtap. Hadir sebagai fintech company, Youtap menawarkan solusi digital terintegrasi seperti Youtap POS (aplikasi kasir), Youtap BOS (b2b marketplace) yang dapat diaplikasikan untuk UMKM hingga solusi Enterprise bisnis.

Banner Tanya Alisa Youtap
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Artikel Terbaru
Share this:
AriantiK
Penulis profesional sejak tahun 2019 dengan spesialisasi penulisan terkait bisnis, UMKM, lifestyle, dan topik lainnya.

All-In-One Digital Solutions untuk Semua Bisnis

POP UP Banner Youtap POS Rp0 IND