Kebutuhan akan rumah, toko atau ruang usaha memang terus meningkat dari waktu ke waktu, dan hal itulah yang membuat bisnis properti semakin banyak diminati hingga menghasilkan keuntungan cukup besar. Namun sayangnya masih banyak orang berpendapat bahwa untuk memulai bisnis properti hanya membutuhkan modal besar saja, padahal nyatanya juga perlu didukung dengan pengetahuan agar bisa memanfaatkan peluangnya.
Bisnis properti ini adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang kepemilikan aset untuk diperjual belikan, biasanya berupa rumah, apartemen, kos-kosan, toko, gedung perkantoran, pabrik atau bahkan villa. Bisnis properti ini tidak hanya memperjualbelikan aset saja tapi juga termasuk dalam sewa guna usaha. Selain itu, bisnis properti bisa dilakukan oleh perseorangan maupun perusahaan tertentu.
Bisnis properti sendiri saat ini terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat konvensional dan syariah (di mana biasanya aturannya sesuai dengan syariat agama Islam). Berikut penjelasan mengenai kedua jenis usaha properti:
Jenis pertama adalah bisnis properti konvensional yang pada umumnya mengikuti aturan berlaku di Indonesia. Bagi kamu yang belum mengetahui, aturan tersebut sudah tertuang pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 11/PRT/M/2019 tentang Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli (PPJB) rumah.
Kemudian jenis kedua yaitu bisnis properti syariah yang aturannya mengikuti konsep jual beli syariah Islam seperti:
BACA JUGA: Pelaku Bisnis Wajib Tahu, Ini Perbedaan B2B dan B2C yang Paling Mendasar
Setelah memahami pengertian dan jenis-jenis bisnis properti di atas, kini perlu diketahui juga bahwa ada beberapa produk properti yang dikelompokkan menjadi 4 macam menurut tujuannya:
Produk bisnis properti pertama adalah bangunan residential yang diartikan sebagai tempat untuk dimanfaatkan sebagai hunian masyarakat. Dimana umumnya bangunan residential ini berupa rumah tinggal, perumahan, asrama, villa, rumah kost, atau apartemen.
Seperti yang kita tahu bahwa sebagian masyarakat Indonesia juga seringkali punya properti rumah lebih di berbagai wilayah. Tidak hanya untuk ditinggali, tapi juga dijadikan investasi. Hal itulah yang membuat lahan-lahan pemukiman semakin sempit dan berdampak pada peningkatan harga properti dari tahun ke tahun.
Selanjutnya adalah properti yang berupa bangunan komersial. Ini biasanya digunakan untuk kebutuhan komersial seperti perkantoran, pabrik dan lain-lainnya. Pemilik properti nantinya akan menyewakan bangunan miliknya sebagai gedung perkantoran atau perbelanjaan. Bangunan komersial ini biasanya berlokasi di tengah kota yang mobilitasnya mudah dijangkau oleh masyarakat.
Selain itu ada juga bisnis properti berupa bangunan khusus yang biasanya meliputi fasilitas umum seperti sekolah, bandara, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, dan lain-lainnya.
Terakhir adalah bangunan industri yang biasanya berupa pergudangan, pabrik atau laboratorium pengembangan. Umumnya properti dengan jenis ini lokasinya berada di lahan luas dan jauh dari pemukiman warga.
Keunggulan pertama adalah nilai jual properti akan selalu naik karena kebutuhan manusia akan tempat tinggal terus meningkat. Dengan meningkatnya nilai jual properti tersebut tentu akan membuat kamu mendapatkan keuntungan banyak karena adanya pembagian komisi.
Selanjutnya, apabila kamu sebagai agen dari suatu bisnis properti maka bisa mendapatkan komisi secara penuh setiap kali berhasil terjual. Biasanya, perusahaan properti akan menerapkan sejumlah potongan komisi dari penjualan aset yang ada.
Setiap orang bisa mulai bisnis properti, baik sebagai pemilik, agen, atau makelar oleh karena itulah tidak ada persyaratan khusus yang perlu dilakukan. Sederhananya, kamu tidak perlu mengikuti pendidikan atau sekolah kejuruan tertentu, jadi cukup untuk belajar mengenai produk properti saja dan pantang menyerah.
BACA JUGA: 7 Peluang Usaha Rumahan yang Paling Menguntungkan
Bagi kamu yang tertarik dengan bisnis properti, berikut ini beberapa cara mudah untuk melakukannya:
Pertama, lakukan riset terhadap bisnis properti terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan. Nantinya data-data riset ini bisa digunakan sebagai penentu strategi untuk menjalankan bisnis properti kedepannya.
Setelah melakukan riset, kini saatnya untuk menentukan strategi bisnis. Apabila target pasaranmu adalah mahasiswa maka tidak ada salahnya untuk memiliki bangunan di sekitaran kampus dan menyewakan tempat kos-kosan.
Kemudian pastikan kamu memiliki keterampilan berbicara yang baik dan cukup menjual. Pasalnya, melalui kemampuan komunikasi yang baik, kamu bisa menyampaikan informasi dengan tepat dan jelas. Hal ini pun akan membuat klien tertarik untuk beli properti yang kamu tawarkan.
Selanjutnya cobalah untuk melakukan kerjasama dengan para developer. Bagi kamu yang tidak memiliki banyak modal, bisa mencoba untuk berkolaborasi dengan para developer untuk menjadi bagian dari agensi mereka. Pastikan memahami dengan properti yang akan dijual mulai dari harga, lokasi, fasilitas, infrastruktur, kebutuhan bisnis, iklim, lokasi-lokasi terdekat dari transportasi umum mana saja, akses terdekat hingga informasi apakah daerah tersebut rawan banjir atau tidak.
Walaupun bisnis properti ini bisa dijalankan sendiri hanya dari promosi mulut ke mulut, tapi ada baiknya juga untuk menciptakan branding yang maksimal agar lebih mudah dikenal orang.
Bisnis properti tidak akan diketahui secara luas di pasaran apabila promosi baik online maupun offline tidak dilakukan. Oleh karena itulah, wajib untuk melakukan promosi secara konsisten baik melalui online di berbagai media sosial atau media cetak. Bahkan kamu juga bisa melakukan promosi mulut ke mulut yang hingga saat ini masih dinilai sangat efektif.
Itulah penjelasan mengenai keuntungan bisnis properti dan tips untuk memulainya. Lalu dalam melaksanakan bisnis ini sendiri pastikan untuk mulai menggunakan sistem berbasis digital yaitu dengan Youtap POS. Melalui aplikasi kasir digital ini kamu akan lebih mudah untuk melakukan seluruh pencatatan transaksi, analisis penjualan hingga membuat laporan secara detail.