September 29, 2021

4 Jenis Alat Pembayaran Non Tunai untuk UMKM

Para pelaku usaha dituntut untuk lebih fleksibel dalam menerima pembayaran non tunai. Apa saja alat pembayaran non tunai untuk UMKM yang bisa dipakai?

POST EVENT 7.7 MOBILE
Isi Artikel

Kita sedang berada di era cashless society dimana transaksi pembayaran non tunai akan menguasai setiap transaksi perdagangan. Layanan transaksi dalam perdagangan harus berlangsung lebih cepat, praktis dan mudah, tak terkecuali, bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Para pelaku usaha dituntut untuk lebih fleksibel dalam menerima pembayaran non tunai. Apa saja alat pembayaran non tunai untuk UMKM yang bisa dipakai?

Alat Pembayaran Non Tunai untuk UMKM

alat pembayaran non tunai
gambar: freepik.com

1. Menggunakan Kartu di Mesin EDC

Pembayaran dengan mesin EDC (Electronic Data Capture) dilakukan dengan menggesek kartu debit atau kartu kredit yang dikeluarkan oleh bank. Pembayaran dilakukan saat pembeli menyerahkan kartunya ke kasir, lalu kasir akan menggesek kartu pada mesin EDC dan pembeli memasukkan enam angka pin supaya transaksi bisa terjadi. 

Perbedaan kartu ATM dan kartu kredit yakni kartu ATM bisa juga digunakan di mesin ATM untuk mengambil dan mengisi uang atau transfer sedangkan kartu kredit tidak. Pembayaran dengan kartu kredit ditanggung oleh bank terlebih dahulu yang akan dibayar oleh pengguna pada waktu yang telah disepakati dengan besaran transaksi telah ditentukan.

Beberapa keuntungan penggunaan kartu debit yaitu praktis, bisa melakukan transaksi dalam jumlah besar, bisa melakukan tarik tunai, dan pembayarannya langsung atau bukan cicilan, jadi terbebas dari beban hutang. 

Kerugiannya kartu atm tidak menawarkan banyak promo bagi penggunanya, ada keterbatasan mesin edc yang mendukung sesuai bank yang mengeluarkannya di beberapa merchant. Kartu debit juga harus selalu memiliki saldo yang siap dipakai.

Kartu kredit memiliki kelebihan seperti praktis dan bisa dipakai kapan saja dalam situasi darurat.  Kerugian penggunaan kartu kredit adalah lebih banyak biaya yang dikeluarkan seperti iuran tahunan. Selain itu, hutang bisa menumpuk jika kredit macet. Satu hal yang patut diwaspadai dari kartu kredit adalah rawan dibobol, misalnya jika kartu hilang, atau data kartu diretas. 

Baca Juga : 10 Ide Bisnis Online Dengan Untung Besar

2. Electronic money (e-money)

Sepintas e-money memiliki bentuk seperti kartu ATM atau kartu kredit. Pembayaran jalan tol dengan e-toll merupakan salah satu yang sudah lazim digunakan. E-money tidak hanya E-toll saja tapi banyak jenis lainnya di Indonesia, bisa dipakai untuk naik alat transportasi seperti kereta api commuter line, MRT, busway, atau dipakai berbelanja di berbagai merchant.

Untuk menggunakan e-money, pengguna harus mengisi atau top-up saldo terlebih dahulu. Kartu ini cukup bisa di tap, misalnya saat membayar jalan tol atau naik kereta api di pintu masuk. Untuk berbelanja di toko, kartu bisa digunakan pada mesin edc. 

Beberapa kartu pembayaran elektronik atau e-money di Indonesia seperti TapCash BNI dengan maksimum saldo Rp 1 juta. Ada juga Brizzi dari Bank BRI, Flazz BCA, e-Money Mandiri, dan Indomaret Card. Rata-rata maksimum saldo adalah Rp 1 juta. 

3.  Electronic Banking (e-banking)

Electronic banking meliputi Internet Banking dan Mobile Banking. Pembayaran secara online yang lebih praktis bisa dilakukan seorang jika memiliki  rekening di bank yang telah menggunakan fasilitas internet banking atau mobile banking. Alat pembayaran ini bisa dilakukan dimana saja selama pengguna bisa terhubung dengan internet.

Perbedaan antara internet banking dengan mobile banking yaitu, jika pada internet banking transaksi dilakukan melalui browser internet, sedangkan pada mobile banking pengguna harus mengunduh aplikasinya terlebih dahulu. 

Seiring perkembangan teknologi, terutama penggunaan smartphone, orang memilih menggunakan mobile banking. Cukup masuk dalam aplikasi dari bank yang dimiliki, memasukkan pin atau kata sandi, berbagai transaksi bisa dilakukan, melakukan transfer, membayar tagihan, membeli pulsa, atau top up saldo lainnya. 

Keuntungan pemakaian e-banking adalah praktis dan bisa dilakukan dimana dan kapan  saja. Layanan ini biasanya disediakan secara gratis oleh pihak bank. Untuk mengaktifkannya bisa mudah,  cukup download dan verifikasi atau melalui beberapa prosedur yang ditetapkan banknya, misalnya hanya bisa diaktifkan melalui kantor cabang. Tujuannya agar lebih aman.

Kekurangan dari e-banking adalah pada masalah jaminan penggunaan data pelanggan, rawan kebobolan dan harus selalu terkoneksi internet. Namun, pihak kebanyakan bank kini telah melakukan beberapa prosedur keamanan agar tidak terjadi kebobolan, meski masih ada satu dua kasus penipuan perbankan masih terjadi melalui fasilitas ini.  Kejahatan e-banking biasanya terjadi dengan adanya website bank palsu sehingga data-data pengguna bisa dicuri. 

Baca Juga : 5 Hal yang Perlu Dipelajari dari Aplikasi Kasir Online

4. Electronic wallet (e-wallet)

Dompet elektronik atau biasa disebut e-wallet memiliki cara kerja pembayaran yang sama dengan kartu elektronik atau e-money. Bedanya, e-wallet tidak berbentuk fisik atau bukan kartu chip. 

Untuk menggunakan e-wallet pengguna harus mengunduh aplikasinya terlebih dahulu di smartphone melalui aplikasi pengunduhan seperti play store, app store, get store dll. Setelah berhasil mengunduh dan membuat akun, pengguna  harus mengisi sejumlah uang yang akan disimpan sebagai saldo. 

Pembayaran bisa dilakukan menggunakan aplikasi, biasanya dengan memasukkan enam angka pin pengaman, password, bisa juga dengan fingerprint atau face recognition. Jika aplikasi pembayaran ini dihubungkan untuk membayar sebuah transaksi dari aplikasi lain, maka keamanan transaksi bisa dilakukan dengan mengirimkan kode OTP melalui SMS ke nomor handphone yang telah terverifikasi. 

Proses transaksi menggunakan e-wallet relatif jauh lebih cepat. Apalagi sekarang bisa menggunakan scan barcode yang sudah disediakan oleh penjual, tanpa perlu mengeluarkan dompet ataupun menghitung uang sesuai nominal yang dibutuhkan. Kekurangan e-wallet adalah masih terbatasnya merchant yang menerima pembayaran ini. Namun, seiring waktu jumlah merchant yang menerima e-wallet akan semakin banyak.  

Beragam aplikasi e-wallet tersedia kini di internet, apalagi pada musim pandemi dimana orang memerlukan kepraktisan dalam hal pembayaran. Beberapa e-wallet yang cukup populer di Indonesia seperti Gopay, Ovo, Dana atau Link Aja. Masih banyak aplikasi pembayaran lain seperti Octo Go Mobile, iSaku, JakOne mobile, Doku, Sakuku atau Paytren. 

Pembayaran dengan Gopay di aplikasi Gojek misalnya bisa dilakukan dengan kode QRIS, selain itu bisa untuk membayar tagihan sampai melakukan transfer dana ke gopay lain atau rekening bank yang dikenakan biaya transfer lebih murah daripada transfer langsung antar bank berbeda. Aplikasi OVO menawarkan reward dari OVO Points dan berbagai promo lainnya. Tidak jauh berbeda dengan Dana, bisa dipakai berbelanja online seperti di aplikasi Bukalapak, atau belanja di minimarket.

Rata-rata jumlah saldo maksimum untuk e-wallet di Indonesia adalah Rp 2 juta untuk akun yang belum terverifikasi dan Rp 10 juta untuk akun yang telah terverifikasi atau premium. Beberapa e-commerce juga memiliki dompet elektroniknya sendiri seperti Shopeepay, dan e-commerce lainnya sepertinya juga akan mengikuti langkah ini.

Demikian 4 jenis pembayaran non tunai untuk UMKM. Beberapa kendala masih ditemukan untuk menerapkan cara pembayaran non tunai ini.  Pembayaran dengan kartu misalnya, masih ada keterbatasan mesin edc dan adanya potongan MDR (Merchant Discount Rate) pada setiap transaksi.

Kendala pembayaran online seperti menggunakan e-banking atau e-wallet nampaknya lebih mudah diatasi, apalagi sekarang ada pembayaran menggunakan scan barcode atau kode QRIS.

Tidak berbeda dengan para pembeli, para pelaku usaha, seperti UMKM, kini juga bisa menerima pembayaran non tunai melalui aplikasi. Sangat cepat dan praktis. Salah satu aplikasi pembayaran non tunai yang bisa digunakan terutama untuk para pedagang adalah Youtap. Sejak Februari 2020 lalu, Youtap telah memiliki 50 ribu mitra merchant dan lebih dari 1 juta transaksi. 

Para pedagang bisa menerima pembayaran menggunakan barcode atau QRIS dengan aplikasi ini untuk membayar produk yang dibelinya. Bisa dibayar menggunakan e-banking atau e-wallet. Hal ini sangat memudahkan para pelaku bisnis terutama UMKM dan tentu saja lebih praktis bagi pembeli. 

Jadi, agar seluruh proses pembayaran non tunai lebih mudah dilakukan, para pelaku UMKM bisa menggunakan Aplikasi Youtap POS. Tidak hanya sekadar pembayaran non tunai, tapi juga melakukan pencatatan transaksi secara otomatis, analisis penjualan dan lain-lainnya.

AriantiK

Penulis profesional sejak tahun 2019 dengan spesialisasi penulisan terkait bisnis, UMKM, lifestyle, dan topik lainnya.

Silahkan isi form untuk mendownload e-book!
Link download akan muncul otomatis setelah mengisi data.
Terima kasih! Silahkan download e-book berikut.
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Postingan Terkait

Kembali ke Halaman Utama